Apa itu Hipertensi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

C:\Users\Toshiba\Pictures\benarkah-hipertensi-tidak-bisa-disembuhkan.jpg

A. Pengertian dan Gambaran Umum

Hipertensi adalah kondisi yang terjadi ketika sejumlah darah dipompakan oleh jantung melebihi kemampuan yang dapat ditampung dinding arteri. Ketika jumlah darah tinggi, komplikasi dapat terjadi tergantung pada hubungan antara jumlah darah dan kapasitas arteri. Semakin banyak darah yang mengalir dan semakin sempit dinding arteri, tekanan darah akan semakin tinggi.

Terdapat dua jenis tekanan darah, bergantung pada penyebabnya: hipertensi primer atau yang mendasar, di mana dapat terbangun bertahun-tahun tanpa adanya gejala-gejala, dan hipertensi sekunder, yang terjadi sebagai efek dari kondisi pokok lainnya. Meskipun lebih umum diantara orang-orang tua, tekanan darah tinggi dapat terjadi pada setiap orang di setiap usia, termasuk pada anak-anak dan remaja. Orang-orang yang mengalami hipertensi menghadapi risiko yang lebih tinggi terhadap kondisi yang lebih serius seperti serangan jantung dan stroke.

B. Penyebab

C:\Users\Toshiba\Pictures\faktor-penyebab-hipertensi.jpg

Tidak terdapat penyebab pasti untuk hipertensi primer atau mendasar. Tekanan darah berkembang secara bertahap dalam jangka waktu tahunan dan biasanya diperburuk dengan proses penuaan. Bagi hipertensi sekunder, terdapat kondisi medis yang pada akhirnya mengarah padanya. Berikut adalah kondisi yang umumnya berhubungan dengan tekanan darah tinggi:

Hipertensi sekunder juga dapat disebabkan oleh penggunaan beberapa obat-obatan dan zat kimia seperti:

  • Pil KB
  • Obat – obatanpilek
  • Obat – obatanpernafasan (dekongestan)
  • Pereda rasa sakit
  • Alcohol
  • Kokain
  • Amfetamin

C. Gejala-Gejala Utama

C:\Users\Toshiba\Pictures\hipertensi-kenali-gejala-dan-cara-pengobatannya_m_112932_28021749.jpeg

Dalam beberapa kasus tekanan darah tinggi, gejala-gejala tidak nampak bahkan ketika pembacaan tekanan darah telah mencapai tataran tinggi. Ini dapat berbahaya karena gejala biasanya muncul hanya ketika kondisi telah mengancam kehidupan. Namun, gejala-gejala yang umumnya berhubungan dengan kondisi tersebut adalah sebagai berikut:

  • Sakitkepala
  • Pusing
  • Mimisan
  • Permasalahankeseimbangan

D. Jenis perawatan yang tersedia

C:\Users\Toshiba\Pictures\jog.jpg

Melakukan perubahan gaya hidup biasanya menjadi hal utama yang disarankan bagipenderita hipertensi. Dengan mengurangi aktivitas yang meningkatkan risiko hipertensi, pasien dapat menjaga tingkat kesehatan tekanan darah. Dokter menyarankan untuk menjaga pola makan sehat dengan mengurangi konsumsi garam, berolah raga secara teratur, berhenti merokok, dan menjaga berat badan yang sehat. Orang-orang dengan kelebihan berat badan dapat mengurangi berat badan 2.5 kg yang dapat pula mengurangi tekanan darah mereka secara signifikan.

Perubahan pola makan juga biasanya diutamakan pada pengurangan tingkat sodium atau konsumsi garam. Tingkat sodium yang disarankan dapat dikonsumsi dalam satu hari pada pasien diatas usia 51 tahun dan memiliki hipertensi, diabetes, atau penyakit ginjal kronis adalah 1500 mg. Pasien yang lebih sehat tanpa adanya kondisi medis dapat mengkonsumsi garam sebanya 2300 mg per hari.

Perubahan gaya hidup dan pola makan juga harus digabungkan dengan obat-obatan yang tepat untuk mengendalikan tekanan darah. Beberapa obat-obatan yang umumnya diresepkan bagi tekanan darah tinggi termasuk:

  • Diuretik thiazide – obat-obatan ini mengeluarkan sodium dan air dari dalam ginjal untuk mengurangi volume darah
  • Penghambat beta – memperlambat detak jantung, mengurangi jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh. Namun, obat-obatan ini perlu dikombinasikan dengan jenis obat-obatan lain karena jenis obat-obatan ini tidak berkerja baik sendirian
  • Penghambat Enzim Konversi Angiotensin (Angiotensin-converting enzyme – ACE)
  • Penghambat reseptor Angiotensin II (Angiotensin II receptor blockers -ARBs)
  • Penghambat saluran kalsium
  • Penghambat renin
  • Penghambat alfa
  • Penghambat alfa-beta
  • Central acting agents
  • Vasodilators
  • Penghambat aldosteron

C:\Users\Toshiba\Pictures\obat.jpg

Tekanan darah yang tetap tinggi bahkan setelah mengonsumsi obat-obatan disebut hipertensi resisten. Dokter akan berkerja dengan teliti pada pasien mereka untuk menemukan kombinasi obat-obatan yang tepat untuk dikonsumsi dan mengawasi kemajuan perawatan. Sangat penting pula bagi para penderita hipertensi untuk mengkonsumsi obat-obatan mereka dengan tepat sebagaimana mereka disarankan oleh dokter. Mengkonsumsi dosis yang tepat pada waktu yang tepat sangatlah penting khususnya ketika obat-obatan yang berbeda digabungkan. Dosis yang hilang dapat memberi efek yang negatif terhadap konsidi tersebut dan dapat menganggu keberhasilan perawatan.

Bagi pasien hipertensi adalah penting untuk melakukan perawatan dengan sasaran khusus yang hendak dicapai. Sasaran ini, dinyatakan dengan kisaran aman dari tekanan darah tinggi yang harus dipertahankan, tergantung pada kondisi kesehatan dan usia pasien. Tingkat tekanan darah yang ideal adalah 120 mmHg, tetapi orang dewasa yang sehat dengan usia diatas 60 tahun dianjurkan untuk mempertahankan tekanan darah mereka lebih rendah dari 150/90 mmHg. Di sisi lain, dewasa yang berusia di bawah 60 harus menjaga tekanan darahnya di bawah 140/90 mmHg. Pada akhirnya, pasien hipertensi yang juga memiliki kondisi medis lain seperti penyakit ginjal kronis, diabetes, atau penyakit arteri koroner harus memiliki sasaran perawatan kurang dari 140/90 mmHg.

Selama proses perawatan, pemantauan terus-menerus pada tekanan darah sangatlah penting bagi kesembuhan pasien dan sangat penting untuk mengatakan apakah obat-obatan yang diresepkan bekerja atau tidak. Dengan demikian, sangatlah membantu jika anggota keluarga mengetahui cara memantau tingkat tekanan darah sehingga hal ini dapat dilakukan setiap saat di rumah pasien.

E. Kapan menemui dokter

C:\Users\Toshiba\Pictures\dokter hipertensi.jpg

Gejala-gejala tekanan darah tinggi biasanya tidak muncul sampai kondisinya telah mencapai tataran yang berbahaya. Karenanya, sangat penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur, khususnya jika pasien memiliki riwayat hipertensi atau sedang dalam perawatan hipertensi kronis. Pembacaan tekanan darah biasanya menjadi bagian rutin pemeriksaan, jadi sangatlah disarankan untuk berkonsultasi rutin dengan dokter untuk pemeriksaan yang baik. Disarankan pula untuk memantau tekanan darah setidaknya setiap dua tahun sekali mulai usia 18 tahun, bahkan jika pasien tidak memiliki riwayat penyakit ini.

Acuan:

  • Whelton P., Appel L. (2014). “Sodium and Cardiovascular Disease: What the Data Show.” American Journal of Hypertension.
  • Gore, J. (2015). “Accuracy of Cardiovascular Risk Prediction Scores.” Journal Watch.
  • Moloo, J. (2014). “Should Patients with Mild Hypertension be Treated?” Journal Watch.
  • The New England Journal of Medicine. “Thiazide Diuretics.”
  • Sacks, F., Campos, H., (2010). “Dietary Therapy in Hypertension.” The New England Journal of Medicine.
  • Foody, J. (2014). “How do Recent Blood Pressure Recommendations Affect Goal Attainment?” Journal Watch.
  • Soloway, B., (2014). “Hypertension Treatment Shouldn’t Be Tailored to Patient Adiposity.” Journal Watch.
  • Ernst, M., Moser, M. (2009). “Use of Diuretics in Patients with Hypertension.” The New England Journal of Medicine.

Sumber : https://www.docdoc.com/id/info/condition/hipertensi

C:\Users\Toshiba\Pictures\dokter hipertensi.jpg

Leave a Comment